METODE PENEMUAN


Kegiatan Ujian Peer teaching PLPG Rayon 125 Untad


METODE PENEMUAN

Oleh; Bakri Mallo.


A. Definisi Metode


Dari Wikipedia bahasa Indonesia,Metode berasal dari Bahasa Yunani methodos yang 

berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka, metode 
menyangkut cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu 
yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan, atau 
bagaimana cara melakukan atau membuat sesuatu.
Dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara teratur yang digunakan untuk
melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki.
Metode Pembelajaran adalah cara yang ditempuh oleh guru untuk membelajarkan siswanya
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Metode Penemuan adalah cara yang ditempuh oleh guru dalam membelajarkan siswanya sehingga dari pembelajaran itu siswa menemukan prinsip umum, konsep, aturan atau rumus dari suatu materi yang dipelajari.

B. Kelebihan dan Kekurangan Metode Penemuan


Menurut Widdiharto (2004), kelebihan dan kekurangan metode penemuan  terutama metode penemuan terbimbing adalah sebagai berikut :

1.Kelebihan metode penemuan 
  a. Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
  b. metode penemuan dapat menumbuhkan sekaligus menanamkan sikap inquiry.
  c. Mendukung kemampuan problem solving siswa.
  d. Memberikan wahana interaksi multi arah yaitu antara siswa dengan siswa, antara siswa 
     dengan guru, antara siswa dengan sumber belajar.
  e. meningkatkan keterampilan siswa berpikir tingkat tinggi.
  d. Materi yang dipelajari dapat bartahan  lama.
2. Kekurangan metode Penemuan:
  a. Proses pembelajaran memerlukan waktu yang cukup lama.
  b. Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan baik.

C. Penerapan Metode Penemuan dalam Pembelajaran


Salah satu dari model-model instruksional kognitif yang paling berpengaruh dalam pembelajaran adalah 
model belajar  penemuan Jerome Bruner (1966). Selanjutnya  Bruner  memberikan arahan bagaimana peran guru dalam  menerapkan belajar  penemuan pada  siswa, sebagai berikut.
1. Merencanakan  materi   pelajaran  yang  diperlukan  sebagai  dasar   bagi  para 
   siswa  untuk  memecahkan masalah. Guru hendaknya menggunakan sesuatu
   yang sudah  dikenal  oleh siswa, kemudian guru mengemukakan sesuatu yang
   berlawanan, sehingga  terjadi  konflik dengan pengalaman siswa. Akibatnya
   timbullah masalah, yang akan merangsang siswa untuk  menyelidiki masalah
   itu, menyusun hipotesis-hipotesis, dan mencoba  menemukan konsep-konsep
   atau prinsip-prinsip yang mendasari masalah tersebut.
2. Urutan  pengajaran hendaknya menggunakan cara  penyajian  enaktif, ikonik,
   kemudian simbolik karena  perkembangan intelektual siswa diasumsikan
   mengikuti  urutan enaktif, ikonik, kemudian simbolik.
3. Pada saat siswa memecahkan  masalah,  guru  hendaknya berperan  sebagai
   pembimbing atau  tutor. Guru hendaknya tidak  mengungkap terlebih dahulu
   prinsip  atau aturan yang akan dipelajari, guru hendaknya memberikan saran-
   saran jika diperlukan. Sebagai tutor, guru sebaiknya memberikan umpan balik
   pada saat yang tepat untuk perbaikan siswa.
4. Dalam menilai hasil belajar,  bentuk  tes dapat berupa tes objektif atau tes
   essay, karena tujuan-tujuan pembelajaran tidak dirumuskan secara  mendetail.
   Tujuan belajar penemuan adalah mempelajari generalisasi-generalisasi
   dengan menemukan sendiri generalisasi-generalisasi itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar